Jatiwangi, 19/8/2024. Dengan penuh keceriaan dan suasana hingar bingar, siswa-siswi MAN 3 Majalengka merayakan hari Kemerdekaan Indonesia. Ornamen bernuansa merah putih turut menggambarkan rasa gembira dan sekaligus bangga para pelajar ini. semua siswa seolah larut selarut-larutnya dalam lagu Hari Kemerdekaan.
Momen 17-an tahun ini mengambil tema Perayaan Pusaka Bangsa atau Perpusa. Peringatan ini dimaksudkan menjadi momentum terbangkitkannya kembali semangat patriotik para pelajar MAN 3 Majalengka. Sebagaimana diungkapkan oleh Sela Mar'atus Solihah selaku ketua OSIS, "Para pelajar harus mempunyai sikap patriotik dalam mengisi kemerdekaan, karena hanya dengan sikap inilah kita para pelajar tidak mudah lalai dan tetap mengisi kemerdekaan dengan aktivitas positif".
Perpusa tahun ini di isi dengan beberapa acara yang dinilai mampu meningkatkan gairah nasionalisme siswa-siswi MAN 3 Majalengka. Di Awali dengan Opening pembangkit semangat oleh Ibu Hj. Ela Nurlaela selaku Kepala Madrasah yang dengan lantang membacakan Teks Proklamasi. Pembacaan ini dimaksudkan untuk menjaga ingatan para siswa akan titik awal terbebasnya negara Indonesia dari semua bentuk penjajahan.
Dengan pembacaan teks proklamasi juga diniscayakan bangkitnya semangat para pelajar untuk tetap menjaga eksistensi kemerdekaan Indonesia di tengah-tengah perhelatan dunia yang sedang diwarnai dengan persaingan Global. Firman Saefatullah, Pembina OSIS Mantika, mengungkapkan harapannya "Dalam Perpusa kali ini, semua siswa-siswi Mantika harus merasakan spirit perjuangan para penduhulu yang dengan pengorbanan maksimal merebut kemerdekaan dari para penjajah. Apalagi hari ini, persaingan Global tengah terjadi, eksistensi Indonesia sebagai negara Merdeka dan berdaulat harus mampu dipertahankan."
Acara yang tidak kalah membangkitkan nasionalisme adalah pemasangan Bendera Merah Putih Sebanyak 79 buah oleh para perwakilan kelas. Jumlah yang sama dengan usia kemerdekaan republik Indonesia ini menjadi penanda bahwa kita harus segera tinggal landas. Para pelajar yang di masa depan akan menjadi para pemimpin bangsa di berbagai elemen masyarakat, harus terus berkarya agar negara kita terus melasat menjadi negara maju. "Ya, para pelajar harus terus belajar agar mampu berkarya pada saat dibutuhkan menjadi pemimpin", ujar Firman.
Sebagai bentuk kegembiraan, kegiatan perpusa dilanjutkan dengan menghelat berbagai perlombaan antar guru dan antar siswa. Guru-guru dengan penuh semangat bertanding bola kasti, pertandingan yang seharusnya serius itu pun tak lepas dari gelak tawa para penontonnya. Ibu-ibu guru yang dalam kesehariannya menagajar di kelas, pada kesempatan itu harus berlari kesana kemari mengejar bola dan di keja pula oleh lawan mainnya.
Keseruan pun berlanjut dengan lomba-lomba antar siswa, diantaranya adalah lomba balap karung menggunakan helm, lomba etafer merias wajah temannya, lomba estafet memasukkan belum ke dalam botol, lomba traditional dance, vocal grup dan lomba makan kerupuk.
Semua perlombaan dilakukan dengan penuh kegembiraan, walaupun demikian dalam setiap lomba harus tetap dijaga sportifitas para pesertanya. Karena dengan jiwa sportif setiap setiap perlombaan akan memberikan rasa tenang kepada para peserta lainnya. "Walaupun dalam lomba menjadi kompetitor tapi akan tetap menjadi partner dalam tertawa, karena semua lomba didesain untuk menjadi ajang yang menyenangkan." Pungkas Firman.
No comments:
Post a Comment