Disusun Oleh:
M Fadhli A : 0074617207
Maliq Ali Zidan : 0074421963
Salha Paudah : 0073289639
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Air mineral isi
ulang adalah air minum yang biasanya dimanfaatkan oleh kebanyakan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan dahaganya. Fasilitas pemerintah telah menyediakan
beberapa kebijakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang salah satunya
dengan membangun beberapa fasilitas sumber daya air, air tergolong menjadi
beberapa jenis, diantaranya air permukaan, air angkasa, dan air tanah. Jenis air permukaan
merupakan air hujan yang mengalir diatas permukaan bumi dikarenakan tidak mampu
terserap kedalam tanah dikarenakan lapisan tanahnya bersifat rapat sehingga
sebagian besar air akan tergenang dan akan mengalir menuju daerah yang lebih
rendah, air permukaan seperti inilah yang sering disebut
dengan sungai. Air angkasa merupakan air yang berada di udara, seperti air
hujan, air salju, dan air es. Jenis air yang ketiga, yaitu air tanah, air tanah
merupakan air yang terletak dibawah lapisan-lapisan tanah.
Air tanah
mengandung zat-zat anorganik maupun zat-zat organik dan oleh karena itu
merupakan tempat baik bagi kehidupan mikroorganisme.
Mikroorganisme-mikroorganisme yang autotrof merupakan penghuni pertama didalam
air yang mengandung zat-zat anorganik. Sel-sel yang mati merupakan bahan organik
yang memungkinkan kehidupan mikroorganisme-mikroorganisme yang heterotrof.
Temperatur turut menentukan populasi dalam air. Temperatur sekitar 30℃ atau lebih sedikit baik sekali bagi kehidupan bakteri
patogen yang berasal dari hewan maupun manusia. Sinar matahari, terutama sinar
ultraviolet, memang dapat mematikan bakteri akan tetapi daya tembus sinar
ultraviolet ke dalam air itu tidak seberapa.
Air yang mengalir
deras dan bergolak karena menerjang batu-batuan kurang baik bagi kehidupan
bakteri. Air sumur pada umumnya lebih bersih dari air permukaan, karena air
yang meresap ke dalam tanah itu telah tersaring oleh lapisan tanah yang
dilewatinya.
Lapisan tanah yang di lewati oleh air disebut
porositas tanah, porositas tanah yang tinggi dimiliki oleh jenis tanah yang
gembur, sedangkan porositas rendah dimiliki oleh jenis tanah yang padat. Jenis
batuan atau tanah yang tidak dapat menyerap air disebut lapisan kedap air (impermeabel).
Adapun, jenis tanah atau batuan yang mampu menyerap air disebut lapisan
tidak kedap air (permeabel).
Lereng yang miring
memilliki tingkat infiltrasi lebih tinggi daripada lereng yang landai atau
lereng yang datar. Air hujan yang jatuh di wilayah dataran tinggi lebih cepat
bergerak sebagai aliran permukaaan (run off), sedangkan air yang jatuh di
wilayah datar lebih banyak meresap melalui pori – pori tanah.
Tanah merupakan
tempat hidupnya berbagai jenis tumbuhan, hewan, termasuk manusia. Tanah yang
kualitasnya baik akan menunjang kelangsungan hidup organisme yang hidup di
dalamnya. Kualitas tanah akan hilang karena proses erosi sehingga kesuburannya
berkurang. Selain itu, hilangnya kualitas tanah juga dapat disebabkan karena
bahan kimia dan limbah padat. Pencemaran terjadi karena kebocoran limbah cair
atau air limbah dari tempat penimbunan sampah, serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Berkenaan dengan
objek penelitian yang akan dibahas dalam makalah ini ialah air mineral isi
ulang yang mana bersumber dari air tanah. Untuk memudahkan proses itu,
masyarakat sejak dulu sampai sekarang telah berupaya membangun sarana Sumber
Daya Air (SDA) yang dinamakan sumur. Sumur dijadikan sebagai sumber irigasi
yang salah satunya dimanfaatkan untuk proses pengolahan air bersih yang
kemudian akan digunakan untuk berbagai kebutuhan sehari-hari.
Desa Sutawangi
merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Jatiwangi kabupaten
Majalengka. Berdasarkan penelitian desa Sutawangi adalah pemekaran dari desa
Jatiwangi dahulu yang terjadi di tahun 1587. Pemekaran Desa Jatiwangi dengan
luas wilayah kurang lebih 300 hektar. Pada tahun 1981, Desa Sutawangi mengalami
pemekaran lagi menjadi dua yaitu desa Sutawangi dan desa Mekarsari sebelum
pemekaran, desa Sutawangi terbagi kedalam tujuh blok/dusun/kampung.
Keberadaan desa Sutawangi ini sebagai
parameter atau barometer terhadap maju mundurnya Kecamatan Jatiwangi dalam semua
aspek kehidupan. Termasuk aspek geologi, di desa Sutawangi terdapat depot air
mineral isi ulang yang beberapa diantaranya akan menjadi objek tempat
penelitian.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Darimana asal sumber air mineral didapatkan?
2.
Bagaimana proses terjadinya pembersihan air minum di kedua tempat pengisian
air mineral isi ulang?
3.
Bagaimana proses yang dilakukan untuk mendapatkan air?
4.
Apakah selama proses filterisasi air mengalami beberapa hambatan?
5.
Apakah selama proses sanitasi mengalami beberapa hambatan?
6.
Bagaimana cara mencegah terjadinya masalah selama proses filterisasi?
7.
Bagaimana cara menangulangi beberapa masalah tersebut?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.
Untuk mengetahui asal sumber air mineral yang di dapatkan.
2.
Untuk mengetahui proses terjadinya filterisasi air minum di kedua tempat
pengisian air mineral.
3.
Untuk mengetahui proses yang dilakukan untuk mendapatkan air.
4.
Untuk mengetahui masalah yang dapat terjadi selama proses filterisasi
air.
5.
Untuk mengetahui masalah yang dapat terjadi selama proses sanitasi.
6.
Untuk mengetahui cara pencegahan masalah selama proses filterisasi.
7.
Untuk mengetahui cara penangulangan beberapa masalah.
1.4 KEGUNAAN PENELITIAN
Pembuatan makalah
ini diharapkan agar dapat menjadi referensi bagi karya ilmiah lain yang bertema
sama dan berharap pula dengan terciptanya makalah ini masyarakat bisa lebih
mengetahui wawasan tentang bagaimana pengisian air mineral isi ulang sehingga
dapat menjadi air minum yang baik dan layak untuk di konsumsi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 AIR MINERAL
Air mineral adalah
air minum yang berasal dari sumber alam, seperti mata air, sumur, atau sumber
air lainnya yang kemudian diolah dan dikemas untuk konsumsi manusia. Air
mineral biasanya diolah untuk memastikan kebersihan dan kesegarannya, serta
kemudian dikemas dalam botol atau galon untuk dijual secara komersial. Air
mineral sering kali menjadi pilihan utama sebagai sumber air minum sehari-hari
karena kemudahan dalam pengangkutan dan penyimpanan serta jaminan kebersihan
yang terjamin.
Mineralogi
adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari
tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, bagaimana terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri
dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian
berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai bahan
bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh
beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada
satupun persesuaian umum untuk definisinya (Danisworo, 1994).
Menurut
jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Mineral
Organik dan Anorganik, Mineral Organik merupakan mineral yang biasa ditemukan
pada air minum sehari-hari, mayoritas kandungan yang ada pada air minum adalah
mineral dan sebagian kandungan lainnya adalah unsur-unsur dan senyawa kimia
lain. dan dapat pula mineral didapatkan melalui makanan yang kita konsumsi
setiap hari seperti nasi, ayam, ikan, telur, sayur-sayuran serta buah-buahan,
atau vitamin tambahan. Mineral Anorganik adalah mineral yang biasa ditemukan
pada benda padat. Contohnya: Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi),
Mercuri, Arsenik, Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari
resapan tanah dan lainnya.
Air
terbuat dari dua unsur sederhana yaitu Hidrogen dan Oksigen. Ketika unsur-unsur ini terpisah, mereka muncul
sebagai gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika mereka disatukan,
mereka membentuk uap air, air cair, atau es, tergantung pada suhu dan tekanan.
Air
juga terdiri dari bahan-bahan terlarut di
dalamnya, seperti garam, mineral, dan zat ditambah partikel tanah, serpihan,
dan padatan tersuspensi lainnya. Air itu hidup. Ini berisi tumbuhan kecil,
hewan, dan organisme mikroskopis.
Air
yang terdapat di dalam tubuh manusia yaitu antara 50-70% dari seluruh berat
badan manusia tersebut. Air sangat berharga untuk Kesehatan sehingga dapat
dilihat dari banyaknya air yang ada dalam tubuh, seperti 80% dalam darah adalah
air, kehilangan 15% mineral dalam tubuh membuat berat badan menurun sehingga dapat
menimbulkan kematian bagi manusia.
Berikut ini
adalah manfaat air mineral yang bisa didapatkan dengan mengonsumsinya secara
rutin:
a. Meningkatkan
kesehatan tulang
Air mineral merupakan sumber kalsium
yang baik. Faktanya, air mineral terbukti bisa menjadi sumber kalsium yang
setara dengan susu. Selain itu, kandungan magnesium dan bikarbonat yang ada di
dalam mineral juga dapat ikut memelihara kesehatan tulang.
b. Menjaga
kesehatan jantung dan pembuluh darah
Jantung memiliki fungsi untuk
memompa darah ke seluruh tubuh guna menunjang kelangsungan hidup. Karena
perannya sangat penting, kesehatan jantung harus selalu dijaga dengan baik.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan jantung adalah dengan rutin mengonsumsi
air mineral. Khasiat air mineral yang satu ini diduga berasal dari kandungan
magnesium di dalamnya. Tingginya kandungan magnesium di dalam air minum diduga
dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi dan terbukti dapat
menekan risiko terjadinya kematian akibat penyakit jantung koroner. Selain itu,
konsumsi air mineral yang tinggi akan bikarbonat juga baik untuk menjaga kadar
kolestrol darah. Konsumsi air mineral terbukti dapat menurunkan kadar lemak
jahat (LDL) dan meningkatkan kadar lemak baik dalam darah (HDL). Hal ini tentu
akan menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
c. Menyehatkan
sistem pencernaan
Magnesium dan natrium yang
terkandung dalam air mineral terbukti dapat mencegah dan mengatasi sembelit.
Kedua mineral ini dapat menarik air ke dalam rongga usus sehingga melunakkan
tinja. Selain itu, magnesium juga dipercaya dapat meningkatkan pergerakan usus.
d. Meningkatkan
sistem imun tubuh
Kandungan selenium dalam air mineral
dapat meningkatkan kerja sistem imun tubuh. Selenium merupakan komponen penting
pada enzim dan protein yang bertugas untuk menjaga keseimbangan dan keutuhan
sel imun sehingga bisa bekerja dengan optimal.
Tidak semua air minum dapat disebut
sebagai air mineral. Sebab, ada jenis air minum selain mineral yang juga dapat
dikonsumsi, yaitu air RO. Air RO adalah jenis air minum melalui proses
pengolahan dengan menggunakan mesin Reverse Osmosis, yang berguna untuk
menyaring air agar lebih sehat dan layak diminum. Penyaringan yang menggunakan
mesin Reverse Osmosis ini dapat membuang kotoran-kotoran air RO sehingga layak
untuk dikonsumsi. Hal ini tentu berbeda dengan air mineral.
2.2 AIR BAKU
Menurut
PP No.122 Tahun 2015 air baku untuk air minum rumah tangga adalah air yang
berasal dari sumber air pemukaan, air tanah, air hujan dan air laut
yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Berdasarkan
(SNI 6773, 2008) tentang spesifikasi unit paket instalasi pengolahan air dan
(SNI 6774, 2008) tentang tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan
air pada bagian istilah dan definisi yang disebut dengan air baku adalah: “Air
yang berasal dari air permukaan, air tanah, dan air hujan yang memenuhi
ketentuan baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum”. Hal ini tentu
berbeda dengan air mineral yang sudah melalui proses pengolahan dan pengujian
untuk menyaring kotoran dan bakteri. Bakteri dalam air dapat mengakibatkan
dampak buruk di dalam tubuh kita. Bakteri dalam air minum tidak dapat dilihat
secara kasat mata, maka sebab itu untuk mengetahui apakah di dalam air tersebut
terdapat bakteri dibutuhkan uji laboratorium. Air minum yang baik ialah air
yang terbebaskan dari kandungan zat kimia berbahaya seperti Logam berat
air, Air raksa atau Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Aluminium (Au), Besi (Fe), serta
Klorida. Dari segi mikrobiologi, Air minum tidak boleh mengandung bakteri –
bakteri patogen (bersifat racun sehingga menimbulkan penyakit). Karena telah
mendapatkan proses sterilisasi. Beberapa bakteri yang ada dalam air diantaranya
Salmonela Enterica, Chaetomium Sp Legionella Pheneumophila, Negleria Fowleni, E
Coli, Cryptosporidium. Dalam (SNI 6773,
2008) kualitas air baku yang dapat diolah dengan Instalasi Pengolahan Air (IPA)
adalah sebagai berikut:
1)
Kekeruhan, maksimum 600 NTU atau 400 mg/L SiO2.
2) Kandungan warna asli (appearant
colour) tidak melebihi dari 100 Pt Co dan warna sementara mengikuti kekeruhan
air baku.
3) Unsur - unsur lainnya memenuhi
syarat baku pada air baku sesuai peraturan pemerintahan Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pecemaran Air.
4)
Air sungai daerah tertentu mempunyai kandungan warna, besi dan atau bahan
organik melebihi syarat tersebut di atas tetapi kekeruhan rendah ((<50 NTU)
maka digunakan sistem Dissolved Air Flotation (DAF) atau sistem lainnya yang
dapat di pertanggung jawabkan.
2.3 AIR
MINERAL ISI ULANG DESA SUTAWANGI
Menurut
Permenkes No. 492/Th.2010 air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan dan memenuhi syarat kesehatan serta bisa langsung
diminum. Air yang aman diminum dan sehat adalah air yang memenuhi persyaratan
fisik, kimia dan biologi serta radioaktif. Sebagaimana halnya makanan dan
udara, tubuh manusia juga memerlukan air. Tidak adanya air menyebabkan manusia
tidak bertahan lama. Kegunaan air adalah untuk menunjang kehidupan manusia
antara lain tersedia dalam kondisi yang bersih dan sehat sehingga layak minum
tanpa menganggu Kesehatan. (Direktorat Penyehatan Lingkungan, 2010).
Fungsi
air minum untuk tubuh manusia adalah mempertahankan metabolisme agar seimbang
dan fisiologi tubuh. Disamping itu, air berguna sebagai pelarut dalam proses
pengolahan makanan sehingga dapat dicerna oleh tubuh. Jika ada kekurangan air,
sel-sel tubuh akan menyusut dan tidak dapat bekerja dengan baik dan air juga
merupakan ekskresi cairan (keringat, air mata, urin, uap pernapasan dan cairan
tubuh lainnya. tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Umumnya, berat
badan manusia didominasi lemak dan tulang, 77% berada dalam daging, paru-paru
dan ginjal ada 80%, dan di plasma 90 - 95,5%. Artinya semua makhluk hidup
tubuhnya terdiri dari air.
Di
Desa Sutawangi, mayoritas masyarakat memilih air mineral isi ulang untuk
kebutuhan mineral tubuhnya. Faktor yang dijadikan sebagai indikator air minum
bahwasanya selain harganya yang praktis dan terjangkau, air minum isi ulang
juga menjamin terhadap kualitas air yang didapatkan. Usaha air minum isi ulang
(depot), berbeda dengan produk air minum dalam
kemasan atau AMDK bermerk lainnya, hanya menjual air minum, tanpa berikut botol
kemasannya. Konsep air minum isi ulang dengan dispenser, yang sekarang sudah
sangat umum ditemukan di rumah dan perkantoran, (Filtrine catalog from 1922
titled, “A Profitable Solution of the Drinking Water Problem in Office Management”) telah dimulai di Amerika Serikat sejak tahun
1920-an dan pertama kali ditujukan untuk karyawan perkantoran karena pada waktu
itu kualitas air minum dari perusahaan air minum masih buruk dan banyak
menimbulkan masalah kesehatan. Filtrine menawarkan air minum isi ulang yang
telah diproses dengan filter plus dispenser sehingga aman dan praktis untuk
diminum.
Usaha
air minum ini menjadi solusi bagi masyarakat karena harga sebagai penentu nilai
suatu produk (Kotler; 2005) harga dan merupakan sejumlah uang yang dibutuhkan
guna mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Swastha;
1998). Selain harga, usaha air minum isi ulang ini menggunakan berbagai merek
sebagai identitas bagi produknya. Bahwa merek merupakan cermin dari janji yang
diucapkan oleh produsen terhadap konsumen atas kualitas produk yang akan mereka
hasilkan (Kotler, 2005:26). Sedangkan produk dagang adalah merek yang digunakan
pada barang yang di perdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama
atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya. Usaha
yang dijalankan oleh masyarakat ini disinyalir adalah sebagai dampak dari
permasalahan/krisis air bersih yang kerap terjadi beberapa waktu lain di Desa Sutawangi
terutama di saat musim kemarau. Dengan kondisi pelayanan pasokan air minum dari
Perusahaan Daerah Air Minum Bhakti Raharja (PDAM) kota Majalengka yang belum
tersalurkan, maka kehadiran usaha air minum isi ulang seperti ini sangat
membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan akan air minum.
Pada saat air
minum dalam kemasan menguasai pasar Indonesia, sekitar tahun 1999, mulailah ada
usaha yang biasa disebut sebagai depot air minum isi ulang. Usaha ini, begitu cepat populer dipicu oleh kondisi
saat itu Indonesia yang sedang mengalami krisis, semua harga kebutuhan pokok
mengalami kenaikan harga drastis, orang banyak yang kelimpungan karena
penghasilan justru turun dratis, sehingga orang mencari jalan keluar, untuk
pengusaha yang sedang mencari peluang usaha yang anti krisis dan modal minim,
dan untuk konsumen yang butuh produk sehari-hari dengan biaya yang lebih murah.
Dari hanya sekitar 400-an depot air minum di tahun 1999, menurut data tahun
2021 dari kemendag terdaftar sekitar 60,000-an depot air minum. Dan mulai tahun
2004, mulai ada istilah baru yaitu Depot Air Minum Modern dikarenakan terbitnya regulasi pemerintah yang
dikeluarkan oleh kemenperindag waktu itu yang mengatur secara detail proses
pendirian dan operasional depot air minum.
Dari sini mulailah dibuka depot air minum
modern seperti Biru.
Membeli air
minum dalam kemasan (AMDK) ukuran galon, mempunyai beberapa jenis yaitu ukuran 19-liter
yang terbuat dari Polikarbonat (PC) atau yang berisi 15 liter terbuat dari
Polietilena Tereftalat (PET). Dari sifat fungsional
kemasan, plastik PC memiliki banyak keunggulan dibandingkan dari PET. Plastik
PC lebih fleksibel, sehingga lebih tahan dari risiko Plastik PC juga memiliki
ketahanan gores dan ketahanan benturan yang lebih baik dengan suhu transisi
gelas (Tg) yang lebih tinggi (Tg PC=150° C; Tg PET = 70° C), sehingga tahan
untuk dicuci dengan suhu panas antara 60-80 derajat celcius dengan menggunakan
sikat plastik tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan kemasan. Sebaliknya, galon
PET memiliki risiko lebih mudah tergores saat dilakukan pencucian dengan
menggunakan sikat.
Selain itu, kemasan polikarbonat isi
ulang sering disebut juga dengan kemasan multi trip karena mengalami banyak
perjalanan, yaitu dari pabrik dikirim ke distributor/toko/penjual lalu dibawa
ke konsumen, kemudian kemasan kosong dikembalikan lagi oleh konsumen ke penjual/toko/distributor
untuk dikirimkan ke pabrik dan digunakan ulang. Siklus ini dapat terjadi
berulang-ulang hingga kemasan galon PC dianggap tidak layak lagi karena
rusak/pecah.
Tidak
hanya itu, dia mengatakan plastik PC memiliki densitas yang sedikit lebih
rendah dibandingkan PET. Artinya, jika botol galon dibuat dengan bentuk dan
ukuran serta ketebalan yang sama, maka galon dari PC akan memiliki berat yang
lebih ringan dibandingkan galon dari PET.
Akan tetapi,
untuk tujuan penggunaan sebagai kemasan isi ulang, botol galon PC juga bisa
dibuat lebih berat daripada PET, sehingga kekuatan mekanisnya lebih kuat. Data
absorpsi air menunjukkan pada plastik PC absorpsinya lebih rendah dibandingkan
pada PET, sehingga dapat dikatakan PC lebih tahan terhadap air dibandingkan
PET.
Dari aspek
lingkungan, kemasan isi ulang PC lebih baik dibandingkan kemasan galon PET.
Alasannya, galon PC sama sekali tidak menghasilkan sampah karena kemasan dapat
digunakan kembali. Galon PC juga mengurangi energi yang digunakan untuk mendaur
ulang. Pada praktiknya proses daur ulang memerlukan tahapan yang sangat panjang
dari mulai pengumpulan sampah kemasan plastik, pemilahan jenis sampah plastik,
proses pengecilan ukuran menjadi potongan-potongan kecil, proses pencucian dan
pengeringan, proses ekstrusi (butuh energi panas tinggi) dan proses pencetakan
(perlu energi panas yang tinggi).
Alasan
lainnya adalah galon PC tidak menimbulkan cemaran udara dan air dari proses
mendaur ulang sehingga dapat mengurangi penggunaan sumber daya atau bahan untuk
proses produksi (misalnya bahan bakar minyak, listrik, dan persediaan air),
serta menghemat biaya pembelian bahan karena untuk proses daur ulang tidak
semua bahannya berasal dari bahan daur ulang; serta menghemat biaya
pembuangan/penanganan sampah.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Desa, Sutawangi,
Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. penelitian
yang menggunakan cara, langkah, dan prosedur yang lebih melibatkan data dan
informasi yang diperoleh melalui dua responden.
3.2
SUMBER DATA
Adapun sumber data diperoleh dari sumber data primer
dan data sekunder. Sumber data primer didapat melalui wawancara yang mendalam
kepada para informan. Wawancara yang mendalam dilakukan untuk mendapatkan data
primer dengan pihak Depot yang ikut serta menyampaikan informasi penting untuk
kelangsungan karya ilmiah ini. Sedangkan data sekunder berupa dokumentasi dan
arsif-arsif resmi yang mendukung hasil penelitian. Untuk mendapatkan data
sekunder dilakukan dengan mengkaji beberapa dokumen mengenai Air Mineral Isi
Ulang.
3.3
JENIS DATA
Data yang diperoleh dalam penelitian adalah data
kualitatif dengan mengumpulkan data hasil wawancara dan analisis dokumen.
3.4
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian
adalah wawancara, studi kepustakaan, penelusuran online dan studi dokumentasi.
3.5
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 /
Menkes / Per / IV / 2010 Tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum, bahwa kualitas air mineral isi ulang harus teruji secara fisik, kimia,
dan biologi, karena standar air mineral harus sudah melalui pengujian
mikrobiologi dan coliform.
Terkait dengan hal ini, dikhawatirkan ada kemungkinan Air Mineral Isi Ulang
yang tidak memenuhi kualitas air minum maupun melewatkan proses pengujian.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil wawancara dengan dua narasumber dan survei langsung ke lapangan
didapatkan hasil bahwasanya tidak semua depot air mineral isi ulang memiliki
mata air sendiri, hanya beberapa diantara mereka yang memiliki mata air sendiri
seperti yang dikatakan oleh narasumber pertama, beliau mengatakan “saya
mengambil langsung sumber air mineral dari kaki gunung ciremai yang terletak di
desa Cikahalang kabupaten Kuningan Jawa Barat”. Sedangkan narasumber lain
mengatakan bahwasanya dia tidak memiliki sumber mata air sendiri sehingga
mereka membelinya dari orang lain. Air yang didaptkan dari sumber mata air
adalah air baku yang biasanya dalam keadaan bersih tetapi tidak bisa langsung
diminum begitu saja. Air yang datang harus melewati beberapa proses penyaringan
sebelum nantinya didistribusikan dan dapat dikonsumsi oleh Masyarakat. Hal ini
seperti yang diungkapkan oleh narasumber pertama, beliau mengatakan bahwasanya
“Pertama,
dari sumber air mineral dipindahkan ke dalam tangki lalu air ke atas melewati
alat pemfilter bernama CTO dari CTO ke media pasir, silika zeloid, karbon, dan
mangan. Setelah air melewati filter-filter tersebut barulah air masuk ke filter
UV. Nah memang filter UV itu media filter paling penting karena itu digunakan
untuk membunuh bakteri jahat yang ada pada air, sedangkan media filter lainnya
untuk menyaring kotoran, mengubah rasa ,dan menyerap zat-zat terlarut, seperti
itu. Ada satu lagi media filter yang dinamakan
Ozon, Ozon itu untuk nambah kadar oksigennya jadi air lebih segar lah”.
Proses
penyaringan atau filterisasi air merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan
oleh para pengelola depot air mineral isi ulang, hal ini dimaksudkan agar air
yang dikonsumsi oleh Masyarakat menjadi layak minum, proses filterisasi atau
penyaringan air dianggap merepotkan oleh sebagian pengelola depot, karena
prosesnya yang tertutup seringkali para pengelola depot abai akan hal itu. Hal
ini mengakibatkan air yang terdistribusi terkadang ada yang sedikit berbau
tanah. Para pengelola depot air mineral isi ulang mengaku tidak pernah
mengalami kendala yang serius dalam proses filterisasi air. Kendala yang sering
muncul hanya pada daya listrik yang kurang kuat atau alat yang tiba-tiba tidak
berfungsi, tetapi hal itu dapat segera diatasi dengan mengganti alat yang rusak
dengan yang baru.
Selain
proses penyaringan, kualitas galon pun perlu diperhatikan karena galon berbahan
plastik dengan kualitas kurang bagus akan mempengaruhi kualitas air. Galon
dengan bahan plastik kurang bagus akan cepat berlendir atau berlumut ketika
terkena panas matahari atau air yang dibiarkan terlalu lama didalam galon. Oleh
karena itu Masyarakat disarankan agar menggunakan galon berbahan plastik yang
bagus.
Untuk
menjaga kualitas air, para pengelola depot air mineral isi ulang biasanya
melakukan uji laboratorium untuk memastikan kualitas kebersihan air yang mereka
terima (hasil uji laboratorium terlampir).
Para pengelola depot biasanya mendapat pasokan air
sebanyak 9000 liter diisi setiap satu minggu sekali, sedangkan untuk satu hari
mereka dapat menjual sekitar 40 galon. Hal ini menunjukan bahwasanya hampir
seluruh masyarakat Desa Sutawangi mengkonsumsi air mineral isi ulang untuk
minum dan kegiatan sehari-harinya. Selain untuk memenuhi kebutuhan dahaga,
dengan adanya depot air mineral isi ulang ini juga dapat menambah lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti dapat menarik
kesimpulan tentang “Analisis
Terhadap Air Mineral Isi Ulang di Desa Sutawangi” sebagai berikut :
Persepsi peneliti tentang menggunakan air minum isi ulang di Desa Sutawangi
Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka berdasarkan hasil wawancara dengan
beberapa pemilik depot. Peneliti menemukan bahwa keberadaan air minum isi ulang
di Desa Sutawangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka sangat efektif
karena dapat meringankan pekerjaan masyarakat yang pada awalnya untuk minum
mereka harus memasak air terlebih dahulu, sedangkan sejak adanya air minum isi
ulang mereka tidak harus memasak air dahulu dan ada juga sebagian masyarakat di
desa sutawangi kecamatan Jatiwangi mengatakan dengan adanya air minum isi ulang
ini merasa hemat dari segi waktu serta segi ekonomi.
Selain kelebihan, tentunya air minum isi ulang
ini juga memiliki kekurangan diantaranya adalah beberapa warga mengeluh terkait
air yang mereka terima memiliki bau tidak sedap seperti bau tanah dan galon
yang berlumut. Hal ini bukan karena air mineral yang mereka terima tidak bersih
melainkan dipengaruhi oleh kondisi galon. Galon yang digunakan oleh beberapa
warga di desa Sutawangi terbuat dari bahan yang berbeda dari galon yang dipakai
oleh air mineral isi ulang bermerek yang dijual dipasaran. Galon yang digunakan
oleh kebanyakan warga desa Sutawangi umumnya berbahan plastik lebih tipis dari
galon air mineral bermerek yang dijual dipasaran, hal ini menyebabkan sisa
endapan air yang tertinggal didalam galon menjadi lumut dan menyebabkan bau
tidak sedap.
5.2 Saran
Adapun saran yang peneliti kemukakan dalam makalah ini adalah :
1. Di harapkan agar masyarakat mengkonsumsi
air minum yang di masak, sebab air minum yang di masak sendiri akan lebih baik
dan juga masyarakat mengetahui langsung akan kebersihan air yang akan mereka
konsumsi. Apabila masyarakat ingin menggunakan air minum isi ulang seharusnya
lebih berhati-hati dan sebaiknya mengisi langsung kedepot air mineral isi ulang
tersebut agar mengetahui kebersihan pengisian air kedalam galon.
2. Di harapkan depot air minum isi ulang yang
ada di Desa Sutawangi Kecamatan Jatiwangi Kabuputen Majalengka agar lebih
meningkatkan kebersihan akan air minum isi ulang.
3. Di harapkan dapat menjadi masukan bagi
pemerintah untuk lebih teliti dalam menguji kebersihan dan kejernihan terhadap
air mineral isi ulang.
4. Di harapkan penelitian ini dapat menambah
wawasan dan menyempurnakan penelitian
ini bagi penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Giawa, Freddy., dkk. 2021. Analisis
Penjualan dan Persaingan Air Mineral Kemasan Botol Selama Pandemi COVID-19 di
Kota Medan Menggunakan Rantai Markov Orde Dua. Math Educa Journal, 5(1),
pp. 74-81
Hakim, Agus Lukman., dkk. 2017. Perebutan
Sumber Daya Air: Analisis Konflik dan Politik Tata Ruang. Jurnal Sosiologi
Pedesaan, hal 81-91.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sutawangi,_Jatiwangi,_Majalengka (diakses
pada hari Rabu 28 Februari 2024 19.30)
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/261/5/LAPPEN_Susanti%20Pudji%20Hastuti-Lusiawati%20Dewi__Uji%20air%20minum%20_BAB%20IV.pdf (diakses
pada hari jumat
https://simantu.pu.go.id/epel/edok/ebc9e_Modul_2_Sistem_Air_Baku.pdf
https://www.academia.edu/9144856/Makalah_Mineral (diakses
pada hari minggu 25 Februari 2024 14.15)
https://www.cekaja.com/info/merk-air-mineral-terbaik-di-indonesia
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-mineral/ (diakses
pada hari Rabu 28 Februari 2024 19.00)
https://www.indofreshwater.com/post/sejarah-usaha-depot-air-minum-bukti-dibalik-krisis-ada-peluang
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5318167/ (diakses
pada hari Rabu 28 Februari 2024 20.20)
https://www.researchgate.net/publication/323854076_PERCAYAKAH_MASYARAKAPADA_AIR_MINUM_ISI_ULANG
https://www.researchgate.net/publication/337549530_Analisa_Pemilihan_Air_Mineral_dan_Rekomendasi_Terbaik_dengan_Metode_SMART_Simple_Multy_Atribute_Rating_Technique/link/5ddddaa192851c83644b8c3d/download?_tp=eyJjb250ZXh0Ijp7ImZpcnN0UGFnZSI6InB1YmxpY2F0aW9uIiwicGFnZSI6InB1YmxpY2F0aW9uIn19 (diakses
pada hari Jumat 01 Maret 2024)
Lampiran peraturan Menteri kesahatan no 492 /
Menkes/ Per/ IV/ 2010.
Leman, Dedi. 2019. Analisa Pemilihan Air
Mineral dan Rekomendasi Terbaik dengan Metode SMART (Simple Multy Atributte
Rating Technique). Jurnal Media Informatika Budidarma, 3(4), pp.387-390.
Masriantini, Rully., dkk. 2021. Analisa
Kualitas Air Minum Isi Ulang dan Kemasan di Kelurahan Kenten Laut Kabupaten
Banyuasin. 6(1).
Sandi, Richa Diari. 2019. Analisis
Kualitas Air dan Distribusi Limbah Cair Industri Tahu di Sungai Murong
Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. Swara Bhumi Vol. V No.9. hal 59-66.
No comments:
Post a Comment